Belajar Menjawab Pertanyaan dari Fatimah, Putri Rasulullah

Putri Rasulullah ﷺ, Sayidah Fātimah, pernah didatangi oleh seorang wanita. Wanita itu berkata, “Ibuku sudah sangat tua. Dia mulai lupa dan bingung tentang aturan dalam salat. Dia mengirimku kepada Anda untuk bertanya tentang hal itu.” Fātimah menjawab pertanyaannya, namun wanita itu bertanya kedua kalinya. Fātimah menjawab lagi, dan wanita itu bertanya untuk ketiga kalinya dan mengulanginya sampai sepuluh kali.

Lanjutkan membaca “Belajar Menjawab Pertanyaan dari Fatimah, Putri Rasulullah”

Sarakhs dan Kecintaan Ahlusunah Iran kepada Imam Syiah

Seperti remaja Persia umumnya, Amir Khotvaneh mencintai dunia syair. Benih kecintaannya sudah ada sejak kecil. Saat kelas tiga sekolah dasar, Amir kecil sampai menangis saat membaca kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Semakin terbiasa dengan syair, Amir mulai menulis bait syair saat remaja. Tema puisinya bernuansa mistisme dan romantisme. Bukan, bukan cinta lawan jenis, namun cinta abadi mengenai Tuhan dan utusan-Nya. Kini, Amir Khotvaneh merupakan penyair sunnī kenamaan kota Sarakhs.

Lanjutkan membaca “Sarakhs dan Kecintaan Ahlusunah Iran kepada Imam Syiah”

Jangan Pernah Bandingkan Fātimah dengan Aisyah

“Apakah Anda ingin agar saya menyamakan ‘Ā’isyah r.a. dengan kedudukan Fatimah? Kalau saya lakukan itu, saya kembali ke masa jahiliah!” Kalimat tegas itu dilontarkan Dr. Adnan Ibrahim—cendikawan sunnī asal Palestina—kepada Syekh ‘Utsmān Al-Khamīs (Othman Alkamees)—ulama salafī asal Kuwait. Reaksi itu dilakukan lantaran ‘Utsmān Al-Khamīs menuding Adnan Ibrahim sebagai penganut Syiah karena ceramahnya mengenai Fātimah putri Rasulullah ﷺ.

Lanjutkan membaca “Jangan Pernah Bandingkan Fātimah dengan Aisyah”