Tidak Mewakili Iran Sepenuhnya

Ketika kita berkunjung ke sebuah negara lalu kembali ke negara sendiri sambil menceritakan apa yang kita alami di negara tersebut, cerita kita tetap tidak bisa mewakili keseluruhan lahir-batin negara yang Anda kunjungi. Hal yang sama juga terjadi ketika, misalnya, seorang asing mengunjungi negara Indonesia—lalu kembali ke negaranya lalu menceritakan hal-hal baik dan buruk tentang (rakyat) Indonesia—atau saya sebagai orang asing mengunjungi negara Republik Islam Iran.

Terkadang untuk mengenali sebuah negara asing tidak selalu terkait dengan berapa lama kita tinggal di negara tersebut. Misalkan, seseorang yang tinggal di Iran selama sepuluh tahun tidak selalu berarti bahwa dia lebih tahu dibandingkan dengan seseorang yang tinggal di Iran selama tiga tahun. Karena bisa jadi seseorang yang tinggal lebih lama tidak banyak berinteraksi atau memiliki interaksi yang terbatas dengan sendi kehidupan rakyat Iran.
Lanjutkan membaca “Tidak Mewakili Iran Sepenuhnya”

Nowruz dan Rakyat Iran

Sampai saat ini, saya belum pernah menghirup udara Nowruz di musim semi. Terlebih merasakan hiruk-pikuk masyarakat Iran dalam menyambut Nowruz. (Nowruz secara bahasa berarti “hari baru”, yakni hari pertama hijriah syamsiah sekaligus awal musim semi). Tentu saya tidak akan pernah bisa merasakan sebagaimana mereka telah merasakannya selama ribuan tahun. Sebuah suasana yang sedikitnya menyerupai jelang lebaran di tanah air; di mana warga memenuhi jalan-jalan dan pasar meski tak peduli harga naik untuk kemudian kembali ke kampung halaman masing-masing.

Sosiolog muslim Iran, Ali Syariati, menyampaikan definisinya tentang Nowruz sebagai sebuah momen penyatu rakyat Iran. Menyatu dengan alam yang kembali tumbuh subur setelah sebelumnya tertidur oleh musim dingin; menyatu bersama dalam sebuah momen kultur yang terus dipertahankan selama ribuan tahun. Dipertahankan dari infiltrasi budaya asing yang tidak memiliki akar di tanahnya.
Lanjutkan membaca “Nowruz dan Rakyat Iran”

Malam Terpanjang di Iran

Belahan bumi bagian utara pada malam ini akan mengalami masa terpanjang sekaligus malam pertama masuknya musim salju. Di Iran, winter solstice bertepatan dengan hari terakhir bulan Azar dan awal masuknya bulan Dey yang disebut dengan Shab-e Yaldâ. Bergantung pada pada pergeseran kalendar hijriah syamsiah yang digunakan di Iran dengan kalendar masehi, malam Yalda biasanya akan bertepatan dengan tanggal 20 atau 21 Desember. Untuk tahun ini, matahari akan terbenam pada sekitar pukul 17.00 untuk kemudian terbit lagi sekitar pukul 07.00 pagi.

Yalda disebut memiliki akar dalam keyakinan agama Mithra. Para pengikut agama Mithra percaya bahwa Mithra, malaikat cahaya dan kebenaran Persia kuno, lahir dari seorang perawan pada malam terpanjang dalam setahun. Dengan kata lain, Mithra lahir pada malam Yalda. Yalda sendiri yang berasal dari bahasa Suryani memiliki arti “kelahiran” dan memiliki akar makna yang sama dengan kata tavalud dan milâd.
Lanjutkan membaca “Malam Terpanjang di Iran”