Hukum Menyentuh Ayat Quran pada Ponsel Layar Sentuh?

Pertama, karena tulisan ini termasuk dalam kategori fikih, maka pembahasan akidah seperti tauhid (seharusnya) sudah kita lewati. Hal ini cukup penting untuk dipahami sebelum melanjutkan pembahasan. Kedua, setelah meyakini bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah adalah mulia dan wajib dihormati, maka tulisan ini juga menjadi begitu penting.

Hujjatul Islam Mohsen Qaraati pernah memberi contoh. Misalkan tembok rumah kita kalau kita kotori mungkin tidak terlalu bermasalah (secara hukum), tapi kalau tembok masjid (rumah Allah) maka jadi bermasalah. Contoh lain adalah kata “Abu Lahab”. Jika kita menuliskan di kertas biasa, maka tidak bermasalah untuk menyentuhnya. Tapi kalau kata “Abu Lahab” yang ada di dalam ayat Alquran (firman Allah), maka menyentuhnya pun harus disertai kesucian. Karena itulah saya agak heran ketika membaca sejarah yang menyebutkan bahwa Khalifah Utsman membakar mushaf-mushaf Alquran. (Lihat, misalnya: Kajian Quran Sunnah).
Lanjutkan membaca “Hukum Menyentuh Ayat Quran pada Ponsel Layar Sentuh?”

Khamenei tentang Pelecehan terhadap Alquran

Menyusul terjadinya pelecehan keji terhadap kitab suci Alquran di Amerika Serikat (AS), Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesannya yang penting kepada bangsa Iran dan umat Islam yang besar, menyebut jaringan Zionisme di dalam tubuh pemerintahan AS sebagai dalang dari aksi pelecehan yang keji terhadap kesucian Alquran. Seraya menjelaskan berbagai konspirasi dan target zionis di balik permusuhannya terhadap Islam dan Alquran, beliau menegaskan, “Untuk membuktikan kebenaran klaimnya yang mengaku tidak terlibat sama sekali dalam konspirasi ini, pemerintah AS harus menghukum dengan para pelaku asli kejahatan ini dengan balasan dengan semestinya.”
Lanjutkan membaca “Khamenei tentang Pelecehan terhadap Alquran”

Hijabnya Kaum Lelaki

Pernah, saya menulis status Facebook begini: “Hijab membuat orang lain menghargai si pemakai karena hal itu menunjukkan bahwa ia menghargai dirinya sendiri.” Salah seorang teman yang berkomentar, sambil bercanda, menyuruh saya untuk memakai hijab supaya bisa dihargai orang.

Di status berikutnya barulah saya tulis lagi bahwa sebenarnya, Allah memang memerintahkan menjaga hijab pertama kali itu justru ke laki-laki! Sebelum Alquran memerintahkan perempuan untuk menjaga hijab dengan “menundukkan [menahan] pandangan”, Allah telah lebih dulu memerintahkan laki-laki untuk menjaga hijab. Surah An-Nûr ayat 30 memerintahkan:
Lanjutkan membaca “Hijabnya Kaum Lelaki”