Recep Tayyip Erdoğan menjadi perdana menteri Turki pertama yang menghadiri peringatan hari Asyura tahun 2010—delapan tahun sejak dirinya berkuasa. Bertempat di Lapangan Halkalı, Erdogan hadir di tengah-tengah 4.000 orang bersama dengan pejabat negara lainnya. Kehadirannya dalam acara mengenang tragedi Karbala itu membawa pesan kuat soal pentingnya persatuan. Mengingat, hari Asyura di beberapa negara seperti Pakistan dan Iran sempat diwarnai serangan teroris.

Erdoğan mengutuk serangan teroris dalam peringatan Asyura di kota Chabahar, Iran. Serangan itu menewaskan 39 orang dan lebih dari 80 orang terluka. “Membunuh orang tak berdosa adalah kejahatan yang memalukan; baik karena alasan agama, ideologi atau pun etnis,” kata Erdoğan, seperti dilansir harian Hurriyet.

Berpidato di hadapan muslim Syiah selama 23 menit, Erdoğan mengenang tradisi peringatan Asyura yang telah dilakukan selama ribuan tahun. “Doa, tangis, dan jeritan kita telah menggema di langit selama 1.300 tahun,” katanya.

Peristiwa Karbala, kata Erdoğan, dapat menjadi sumber bagi terciptanya persatuan umat Islam dan kekuatan untuk memperjuangkan keadilan. “Pengorbanan Husain adalah sumber persatuan bukan perpisahan. Peristiwa itu merupakan awal dan bukan akhir, persaudaraan bukan perpisahan,” tegas Erdogan. Tragedi Karbala telah menyebabkan semua rasa sakit pada umat Islam selama lebih dari seribu tahun..

“Tidak ada yang lebih unggul dari siapa pun di negeri ini, bukan suni dari Syiah, bukan Turki dari Kurdi, yang Laz terhadap Sirkasia atau Persia dari Arab,” tambah perdana menteri. “Kita semua sama di negeri ini, bersama-sama, bersaudara.” Kehadiran mantan menteri luar negeri Iran, Ali Akbar Velayati, pada acara yang dihadiri Erdogan tersebut menunjukkan bahwa Iran, sama seperti Turki, memahami betapa pentingnya persatuan. Erdogan bahkan mendesak suni dan Syiah untuk mengesampingkan perbedaan mereka.

Pada awal tahun 2000, tidak pernah ada yang mengira bahwa seorang perdana menteri Turki menghadiri peringatan keagamaan—terlebih diadakan muslim Syiah. Kehadirannya tersebut diharapkan dapat menjembatani persatuan muslim.

Hasilnya? Ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, mengapresiasi dan berterima kasih kepada Erdogan. “Anda telah menyentuh hati setiap muslim. Anda melakukan hal yang pemimpin muslim lain tidak lakukan,” tulis Moqtada dalam suratnya kepada Erdogan. Peringatan Asyura melambangkan sikap kekal dan tak tergoyahkan kebenaran terhadap kepalsuan dan perjuangan kemanusiaan melawan tirani yang direalisasikan oleh Imam Husain.

3 respons untuk ‘Erdoğan: Karbala, Sumber Persatuan Suni-Syiah

  1. Persatuan antara Syi’ah dan Sunny memang jadi harapan kaum muslimin dan insyaallah akan menjadi kenyataan, tapi entah kapan….

    1. Jangan ada lagi pertumpahan darah sesama Muslim, mari berjuang bersama menghadapi musuh islam, mari membantu rakyat dan negara Palestina.

Komentar Anda?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.